Saturday, August 25, 2007

Sandwich Program di UTHM


Bapak dan Ibu, saya mau berbagi pengalaman setelah 1 minggu berada di Johor Malaysia dalam rangka mengikuti sandwich program/transfer kredit 24 orang Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan Kejuruan (PKJ)Universitas Negeri Malang, 5 orang Mahasiswa UPI di University Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) mulai bulan Juli-Desember 2007.


Sebelumnya atas nama 24 Mahasiswa PPS UM kami mengucapkan banyakterima kasih kepada bapak dan ibu yang telah merencanakan, mendukung, dan memberi kepercayaan kepada kami sehingga program ini bisa terlaksana.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Kepala Biro PKLN Depdiknas RI beserta staf

2. Bapak Rektor Univ. Negeri Malang beserta staf

3. Bapak Direktur Pasca Sarjana UM beserta staf

4. Bapak Kepala P4TK/VEDC Malang beserta staf

5. Bapak/Ibu Kepala SMK beserta staf

6. dan masih banyak lagi yang tidak bisa kami sebutkan namanya satu persatu.


University Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) atau dulu lebih dikenal dengan nama KUiTTHO terletak di Parit Raja Johor Malaysia. Sejak Januari 2007 KUiTTHO berubah nama menjadi UTHM. UTHM merupakan Universitas Negeri yang ke 15 dari 20 Universitas Negeri yang ada diMalaysia. UTHM memiliki program mulai diploma sampai PhD dan lebih konsentrasi kepada Pendidikan Kejuruan (Vocational).

Selama seminggu kami mengikuti aktifitas di UTHM ada beberapa hal yang menurut kami sangat menarik terutama dalam hal pengelolaan pendidikan antara lain :

1. Sistem Informasi :

Penerapan IT dalam SInya benar2 sudah terintegrasi dengan seluruh kegiatan akademik. Contoh: ID Card/KTM seorang mahasiswa sangat sakti, dengan KTM tersebut bisa mengakses ruang kelas, laboratorium,perpustakaan, jadwal, lab komputer di asrama, dll. Kesimpulannya KTM tersebut multifungsi. Hampir 95% ruangan menggunakan kunci otomatis,sehingga mahasiswa tidak bisa mengakses apa2 tanpa KTM tersebut. Kalau saya perhatikan KTM tersebut kelihatannya/mungkin menggunakan sistem RFID. Dan yang luar biasa proses penerbitan/pencetakan kartu tersebut kurang dari 30 menit sdh termasuk foto dengan catatan data mahasiswa lengkap.Sedangkan ID Card seorang Dosen atau karyawan selain digunakan untuk mengakses segala fasilitas juga digunakan sebagai absen.

2. Pengelolaan Mahasiswa :

Menurut informasi pada saat kami diterima oleh Rektor, bahwa saat ini mahasiswa UTHM +- 6400 orang. Yang menarik adalah mahasiswa semester 1-2 harus tinggal pada beberapa asrama mahasiswa UTHM yang telah disiapkan. Asrama tersebut seluruh kegiatan mahasiswa terkendali. Setelah itu mereka boleh tinggal diluar asrama. Saat ini kami juga tinggal di asrama mahasiswa. Perbedaanya adalah mereka harus bayar sedangkan kami gratis.. alhamdulillah. Asramanya menurut saya sangat layak huni mendekati mewah(kamar mandi di dalam) serta perlu kekuatan extra karena kami tinggal di lantai 4.
3. Kampus dan Transportasi
Kampus terbagi menjadi dua bagian, untuk transportasi dari dari masing-masing asrama ke ke2 kampus telah disiapkan dan mulai beroperasi mulai dari jam 07.30-22.30, karena jam kuliah mulai dari jam 08.00-22.30.

4. Perkuliahan

Mata kuliah disampaikan prioritas dalam bahasa Inggris dan Melayu,dosen yang ngajar tertib dan kuat. Masuk tepat waktu, selama proses perkuliahan berlangsung hampir mereka tidak pernah duduk.

Semoga kita semua mendapatkan sesuatu yang positif untuk perkembangan pendidikan kita.
Merdeka!!!!

2 comments:

Anonymous said...

Inilah awal dari segala sesuatu yang diyakini akan menjadi cikal bakal kebangkitan ide besar tentang kemakmuran, keadilan, demokrasi, yang penuh toleransi dan humanis.
Semua akan menjadi kenyataan manakala setiap kita meyakini suatu hal bahwa untuk mencapai tujuan kemakmuran dan keadilan tidak dapat diraih tanpa ada semangat kebersamaan dari setiap elemen masyarakat Indonesia.
Oleh sebab itu dasar berpijak kita membangun melalui pendidikan ini haruslah berangkat dari kesadaran pribadi yg disemgati oleh jiwa patiotisme kebangsaan. Jika semangat membangun didasari atas kepetingan kelompok, kita hanya akan membuang energi karena satu sama lain tidak terbangun saling percaya dan menghargai. Oke berjuang terus membangun jiwa penuh rasa dan empati !

Niar Maniez said...

Sebuah keberuntungan bisa mencicipi kuliah di negeri orang dan berkesempatan mengamati langsung pola pendidikan dan teknis mereka dalam menangani manajemen kampus.
Kapan ya Indonesia punya kampus seperti itu...
Kapan Indonesia juga punya dosen/guru yang kuat berdiri mengajar dan berdedikasi...
Soalnya guru disini kursinya lebih enak daripada siswa...
Guru kursinya empuk, siswa kursinya flat, keras, kayu pula..
Jadi siswa yang melek...guru bisa ngantuk..he he..ZKapan-kapan ya...
Makanya pelajar kita senang ke bioskop akhir pekan, biar bisa dapat kursi empuk juga walopun harus bayar :)