Thursday, February 14, 2008

Remaja Muslim, Valentine's Day dan Perlawanan Budaya

Setiap tanggal 14 Februari ada hiruk pikuk remaja dunia. Mereka punya hajat besar dengan merayakan sebuah hari yang dikenal dengan Valentine’s Day (Hari Valentine). Hiruk pikuk itu kini tidak lagi menjadi milik bangsa ataupun pemeluk agama tertentu namun telah menjadi gawe semua lapisan remaja dimanapun dan dengan agama apapun. Tak peduli itu di kalangan Kristen Barat, Hindu India ataupun muslim Indonesia. Valentine’s Day menjadi milik bersama dan setiap orang seakan wajib untuk merayakannya.

Ada pertanyaan yang patut kita kemukakan. Apa sebenarnya Valentine’s Day itu? Apakah esensinya? Dan bolehkan remaja muslim ikut berkecimpung merayakannya? Apakah perayaan itu bagian dari kultur dan peradaban Islam sehingga kita harus ikut menyemarakkannya?

Backgound Historis Valentine’s Day

Ada berbagai versi tentang asal muasal Valentin’s Day ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa ia berasal dari seorang yang bernama Saint (Santo) Valentine seorang suci kalangan Kristen yang menjadi martir karena menolak untuk meninggalkan agama Kristiani. Dia meninggal pada tanggal 14 Pebruari 269 M., di hari yang sama saat dia menyerahkan ucapan cinta. Dalam legenda yang lain disebutkan bahwa Saint Valentine meninggalkan satu catatan selamat tinggal pada seorang gadis anak sipir penjara yang menjadi temannya. Dalam catatan itu dia menuliskan tanda tangan yang berbunyi “From Your Valentine” ada pula yang menyebutkan bahwa bunyi pesan akhir itu adalah ; Love From Your Valentine”.

Cerita lain menyebutkan bahwa Valentine mengabdikan dirinya sebagai pendeta pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Claudius kemudian memenjarakannya karena dia menentang Kaisar. Penentangan ini bermula pada saat Kaisar berambisi untuk membentuk tentara dalam jumlah yang besar. Dia berharap kaum lelaki untuk secara suka rela bergabung menjadi tentara. Namun banyak yang tidak mau untuk terjun ke medan perang. Mereka tidak mau meninggalkan sanak familinya. Peristiwa ini membuat kaisar naik pitam. Lalu apa yang terjadi? Dia kemudian menggagas ide “gila”. Dia berpikiran bahwa jika laki-laki tidak kawin, maka mereka dengan tidak segan-segan akan bergabung menjadi tentara. Makanya, dia memutuskan untuk tidak mengijinkan laki-laki kawin.

Kalangan remaja menganggap bahwa ini adalah hukum biadab. Valentine juga tidak mendukung ide gila ini. Sebagai seorang pendeta dia bertugas menikahkan lelaki dan perempuan. Bahkan setelah pemberlakuan hukum oleh kaisar, dia tetap melakukan tugasnya ini dengan cara rahasia dan ini sungguh sangat mengasyikkan. Bayangkan, dalam sebuah kamar hanya ada sinar lilin dan ada pengantin putra dan putri serta Valentine sendiri.Peristiwa perkawinan diam-diam inilah yang menyeret dirinya ke dalam penjara dan akhirnya dijatuhi hukuman mati.

Walaupun demikian dia selalu bersikap ceria sehingga membuat beberapa orang datang menemuinya di dalam penjara. Mereka menaburkan bunga dan catatan-catatan kecil di jendela penjara. Mereka ingin dia tahu bahwa mereka juga percaya tentang cinta dirinya. Salah satu pengunjung tersebut adalah seorang gadis anak sipir penjara. Dia mengobrol dengannya berjam-jam. Di saat menjelang kematiannya dia menuliskan catatan kecil “Love from your Valentine."

Dan pada tahun 496 Paus Gelasius menseting 14 Pebruari sebagai tanggal penghormatan buat Saint Valentine. Akhirnya secara gradual 14 Pebruari menjadi tanggal saling tukar menukar pesan kasih dan Saint Valentine menjadi patron dari para penabur kasih. Tanggal ini ditandai dengan saling mengirim puisi dan hadiah seperti bunga dan gula-gula. Bahkan sering pula ditandai dengan adanya kumpul-kumpul atau pesta dansa.

Dari paparan di atas kita tahu bahwa kisah cinta Valentine ini merupakan kisah cinta milik kalangan Kristen dan sama sekali tidak memiliki benang merah budaya dan peradaban dengan Islam. Namun kenapa remaja-remaja muslim ikut larut dan merayakannya?

Ada beberapa jawaban yang bisa kita berikan terhadap pertanyaan tersebut :

Pertama, remaja muslim kita tidak tahu latar belakang sejarah Valentine’s Day sehingga mereka tidak merasa risih untuk mengikutinya. Dengan kata lain, remaja muslim banyak yang memiliki kesadaran sejarah yang rendah.

Kedua, adanya anggapan bahwa Valentine’s Day sama sekali tidak memiliki muatan agama dan hanya bersifat budaya global yang mau tidak mau harus diserap oleh siapa saja yang kini hidup di –untuk meminjam McLuhan—global village.

Ketiga, keroposnya benteng pertahanan relijius remaja kita sehingga tidak mampu lagi menyaring budaya dan peradaban yang seharusnya mereka “lawan” dengan keras.

Keempat, adanya perasaan loss of identity kalangan remaja muslim sehingga mereka mencari identitas lain sebagai pemuas keinginan mendapat identitas global.

Kelima, hanya mengikuti trend yang sedang berkembang agar tidak disebut ketinggalan zaman.

Keenam, adanya pergaulan bebas yang kian tak terbendung dan terjadinya de-sakralisasi seks yang semakin ganas.

Mungkin masih ada deretan jawaban lain yang bisa diberikan terhadapa pertanyaan di atas.

Islam, Cinta dan Valentine’s Day

Bisa kita lihat pada bahasan di atas bahwa Valentine Day merupakan peringatan “cinta kasih” yang diformalkan untuk mengenang sebuah peristiwa kematian seorang pendeta yang mati dalam sebuah penjara. Yang kemudian diabadikan oleh gereja lewat tangan Paus Gelasius. Maka merupakan sebuah kurang cerdas jika kaum muslim—dan secara khusus kalangan remajanya—ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan historis, emosioal dan religius dengan mereka. Keikut sertaan remaja muslim dalam “huru-hura” ini merupakan refleksi kekalahan mereka dalam sebuah pertarungan mempertahankan identitas dirinya.

Mungkin ada sebagian remaja yang akan bertanya: Kenapa memperingati sebuah tragedi cinta itu tidak boleh dilakukan? Apakah Islam melarang cinta kasih? Bukankah Islam menganjurkan pemeluknya kasih pada sesama?

Tak ada yang menyangkal bahwa Islam tidak melarang cinta kasih. Islam sendiri adalah agama kasih dan menjunjung cinta pada sesama. Dalam Islam cinta demikian dihargai dan menempati posisi sangat terhormat, kudus dan sakral. Islam sama sekali tidak phobi terhadap cinta. Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun demikian Islam tidak menjadikan cinta sebagai komoditas yang rendah dan murahan. Cinta yang merupakan perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihanya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang dalam Islam dibagi menjadi tiga tingkatan yang kita tangkap dari ayat Al-Quran: Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kerabat-kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerusakannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu senangi lebih kau cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik (At-Taubah: 24)

Dalam ayat ini menjadi jelas kepada kita semua bahwa cinta tingkat pertama adalah cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya yang kemudian disebut dengan cinta hakiki, kemudian cinta tingkat kedua adalah cinta kepada orang tua, isteri, kerabat, dan seterusnya. Sedangkan cinta tingkat ketiga adalah cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan anak isteri melebih cinta pada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah.

Cinta hakiki akan melahirkan pelita. Cinta hakiki yang dilahirkan iman akan senantiasa memberikan kenikmatan-kenikmatan nurani. Cinta hakiki akan melahirkan jiwa rela berkorban dan mampu menundukkan hawa nafsu dan syahwat birahi. Cinta akan menjadi berbinar tatkala orang yang memilikinya mampu menaklukkan segala gejolak dunia. Cinta Ilahi akan menuntun manusia untuk hidup berarti dan setelah itu mati—untuk meminjam kata Khairil Anwar.

Islam memandang cinta kasih itu sebagai rahmat. Maka seorang mukmin tidak dianggap beriman sebelum dia berhasil mencintai saudaranya laksana dia mencinta dirinya sendiri (HR. Muslim), perumpamaan kasih sayang dan kelembutan seorang mukmin adalah laksana kesatuan tubuh; jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka akan merasakan pula tubuh yang lainnya : tidak bisa tidur dan demam (Bukhari Muslim). Seorang mukmin memiliki ikatan keimanan sehingga mereka menjadi laksana saudara (Al-Hujarat: 13), dan cinta yang meluap sering kali menjadikan seorang mukmin lebih mendahulukan saudaranya daripada dirinya sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan (Al-Hasyr : 9 ).

Di mata Islam mencinta dan dicinta itu adalah “risalah” suci yang harus ditumbuhsuburkan dalam dada setiap pemeluknya. Makanya Islam menghalalkan perkawinan dan bahkan pada tingkat mewajibkan bagi mereka yang mampu. Islam tidak menganut “selibasi” yang mengibiri fitrah manusia seperti yang terjadi dalam ajaran Kristen dan Hindu, serta Budha yang menganut sistem sosial yang dikenal dengan kependetaan. Sebab memang tidak ada rahbaniyah dalam Islam.

Valentine Day yang merupakan ungkapan kasih selain “hamil” nilai-nilai relijus yang bukan bagian dari agama kita juga saat ini dirayakan dengan menonjolkan aksi-aksi permisif. Dengan lampu remang, dan lilin-lilin temaram. Peniruan pada perilaku agama lain dan sekaligus melegalkan pergaulan bebas inilah yang tidak dibenarkan dalam pandangan Islam.

Islam dan Perlawanan Budaya

Sebagai agama pamungkas Islam dengan tegas memposisikan diri sebagai agama yang diridhai Allah dan siapa saja yang ingin mencari agama selain Islam maka agamanya tidak akan diterima (Lihat: Ali Imran ayat 19 dan 185). Dan sebagai agama terakhir Islam telah melakukan beberapa pembenaran dari berbagai penyelewengan yang terjadi dalam agama Kristen dan agama Yahudi. Islam mengharuskan pemeluknya untuk membentengi diri dari semua budaya yang datang dari kalangan Yahudi dan Kristen. Kaum muslimin harus memiliki budaya dan identitasnya sendiri yang bersumber pada norma dan ajaran agamanya.

Setelah kita mengetahui bahwa Valentine’s Day sama sekali tidak memiliki kaitan sejarah dengan Islam, maka menjadi tugas semua remaja Islam untuk menghindari dan tidak ikut serta dalam sebuah budaya yang tidak bersumber dari ajarannya. Valentine’s Day bukanlah simbol dan identitas remaja muslim karena ia merupakan hari raya kalangan remaja Kristen. Dan kita persilahkan saudara-saudara kita dari remaja kalangan Kristen untuk merayakannya sesuai dengan keyakinan mereka.

Ada satu hadits yang sangat terkenal yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah bersabda: Barang siapa yang menyerupai sebuah kaum maka dia menjadi bagian dari mereka (Abu Daud). Hadits ini mengisyaratkan bahwa meniru-niru budaya-reliji orang lain yang tidak sesuai dengan tradisi Islam memiliki resiko yang demikian tinggi sehingga orang tersebut akan dianggap sebagai bagian dari orang yang ditiru.

Sebagaimana juga firman Allah, Barang siapa diantara kamu menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonga mereka (Al-Maidah: 51). Sabda Rasulullah, "Kau akan bersama-sama dengan orang yang siapa yang kau cintai" (Bukhari Muslim).

Banyak contoh yang bisa kita kemukakan dari kontra-kultural yang dilakukan Rasulullah untuk mengokohkan identitas umatnya. Saat Rasulullah datang ke Madinah dia melihat penduduk Madinah bersuka ria dalam dua hari. Kemudian Rasulullah bertanya: Hari apa dua hari itu? Pada sahabat menjawab: Dua hari tadi adalah hari dimana kami bermain-main dan bersuka cita di masa jahiliyah! Maka bersabdalah Rasulullah: Sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian: Iedul Adha dan Iedul Fithri. (HR. Abu Daud) Rasulullah misalnya melarang umatnya makan dengan tangan kiri karena cara itu adalah cara makan syetan. (HR. Muslim)

Larangan Rasulullah untuk kembali memperingati 2 hari dimana orang-orang Madinah biasa bermain di zaman jahiliyah merupakan perlawanan budaya terhadap budaya jahilyah dan digantikan dengan budaya-reliji baru. Sedangkan pelarangannya agar tidak makan dengan tangan kiri juga merupakan perang etika Islam dengan etika syetan.

Allah tidak menghendaki kaum muslimin menjadi “buntut” budaya lain yang berbenturan nilai-nilainya dengan Islam. Peringatan Allah pada ayat di atas membersitkan pencerahan pada kita semua bahwa Islam dengan ajarannya yang universal harus dijajakan dengan rajin pada dunia mengenal Islam dengan cara yang benar dan agar Islam menjadi “imam” peradaban dunia kembali. Sebab kehancuran peradaban Islam telah menimbulkan kerugian demikian besar pada tatanan normal manusia yang terkikis secara moral dan ambruk secara etika.

Kemunduran peradaban Islam telah menjebak dunia pada arus kegelapan akhlak dan moralitas. Kehancuran peradaban Islam ini oleh Hasan Ali An-Nadawi dianggap sebagai malapetaka terbesar dalam perjalanan peradaban manusia. Dia berkata, “Kalaulah dunia ini mengetahui akan hakikat malapetaka ini, berapa besar kerugian dunia dan kehilangannya dengan kejadian ini, pastilah dunia hingga saat ini akan menjadikan kemunduran kaum muslimin sebagai hari berkabung yang penuh sesal, tangis dan ratapan. Setiap bangsa di dunia ini akan mengirimkan tanda berduka cita...

Apa yang menimpa remaja muslim saat ini tak lebih dari dampak keruntuhan peradaban Islam yang sejak lama berlangsung. Remaja muslim masa kini yang “buta” terhadap peradabannya sendiri diakibatkan munculnya serangan budaya yang gencar menusuk jantung pertahanan budaya kaum muslimin. Kemampuan mereka untuk bertahan dengan ideal-ideal Islam yang rapuh menjadikan mereka terseret arus besar peradaban dunia yang serba permisif, hedonis dan materialistik. Lumpuhnya pertahanan mereka terhadap gencarnya serangan budaya lain yang terus menggelombung menjadikan mereka harus takluk dan menjadi “budak” budaya lain.

Maka sudah saatnya bagi remaja muslim untuk memacu diri melakukan gerilya besar dengan mengusung nilai-nilai Islam sehingga dia mampu mengendalikan diri untuk tidak terpancing apalagi larut dengan budaya-reliji lain. Generasi muda muslim hendaknya mampu membangun benteng-benteng diri yang sulit ditembus oleh gempuran-gempuran perang pemikiran yang setiap kali akan mengoyak-ngoyak benteng pertahanan imannya.

Perlawanan budaya ini akan bisa dilakukan jika remaja muslim mampu mendekatkan dirinya dengan poros ajaran Islam dan mampu melakukan internalisasi diktum-diktum itu ke dalam kalbu, dan sekaligus terejawantahkan ke dalam aksi. Remaja muslim yang mampu menjadikan keimanannya “hidup” akan mampu bergumul dan bahkan memenangkan pertarungan yang sangat berat di hadapannya. Remaja muslim yang dengan setia menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai panduan hidupnya akan mampu menjadi seorang muslim tahan banting dan imun terhadap virus budaya global yang mengancam identitasnya. Seorang remaja muslim yang menjadi the living Quran akan mampu melakukan kontra aksi terhadap semua tantangan yang dihadapinya. Dia akan mampu menangkis serangan informasi satu arah yang kini datang dari Barat.

Apa yang mesti dilakukan oleh kalangan muda Islam di zaman serba kompleks ini? Tidak ada yang lebih baik untuk dilakukan kecuali kita semua kembali merapatkan jiwa dan kesadaran kita ke akar norma agama kita sendiri, lalu kita gali sedalam-dalamnya, kita renungkan semaksimal mungkin, kita aplikasikan dalam hidup ini. Dan kita pasarkan ajaran-ajaran Islam itu dengan sepenuh raga dan jiwa. Hanya dengan spirit berjuang yang tinggi dan komitmen yang kuat remaja muslim akan lahir kembali dalam sosok yang cemerlang dengan Islam sebagai panji.

Wallahualam bisshawab...

(sumber : eramuslim)

Monday, February 11, 2008

Saatnya Memperjelas Tujuan Hidup

Tahun baru sudah lewat barusan, kita sudah saling mengucapkan "Selamat Tahun Baru" banyak harapan kita canangkan untuk menapaki waktu yang tersedia untuk kita jalani, banyak hal yang belum terselesaikan di tahun yang sudah berlalu harus kita biarkan berlalu, atau harus kita lanjutkan.

Yang jelas awal tahun ini, kita mempunyai harapan untuk melihat
perubahan yang akan terjadi pada semua lini kehidupan kita. Awal tahun, merupakan saat yang memberi semangat, sebagai awal kita membuat rencana perubahan baik dalam kehidupan, atau dalam bisnis, apa pun rencananya.

Kita perlu mempunyai program yang jelas, perencanaan yang matang,
agar terhindar dari kekecewaan dan kekacauan yang akan terjadi. Membahas sebuah perencanaan hidup, sama halnya seperti seorang penulis merancang sebuah buku. Dalam buku itu, kita harus membuat bagian pertama yang dikerjakan adalah membuat "Daftar Isi Buku" sebagai rencana dasar dari keseluruhan yang akan kita buat, yang akan kita jalani, dan rencanakan.

Kegunaan membuat daftar isi buku kehidupan, selain membuat kita
mempunyai tujuan hidup yang jelas. Buku itu akan membantu kita untuk membuat perubahan, berdasarkan situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan yang ada, dan koreksi perbaikan hanya berdasarkan bab per bab yang mana hal tersebut sedang berlangsung. Mempunyai jadwal program tujuan yang sudah dirancang, membuat kita tidak terlalu jauh dan terlalu berputar-putar tanpa arah tujuan. Sebab, perjalanan hidup bisa saja mengalami perubahan-perubahan drastis.

Eugene Raudsepp konsultan dari Amerika mengatakan: "salah satu
gangguan untuk sukses, kita merasa salah waktu untuk sukses!" Di mana kita menjadi ragu-ragu untuk memulai atau mempercayai kemampuan kita sendiri, maka penting kita berusaha membuat tujuan hidup yang jelas.

Jika kita mau dan berani membuat "Daftar Isi Buku" kehidupan kita
sedini mungkin, bisa lebih dipastikan langkah kita lebih teratur mengikuti alur daftar yang kita buat. Perlu diingat, secara logika, tidak mungkin kita berjalan kaku mengikuti daftar isi tersebut sepanjang hidup kita, sebab kehidupan berjalan bukanlah seumpama sebuah skenario film yang dirancang menurut apa yang kita mau.

Menjalani hidup yang mempunyai tujuan yang jelas, tentu saja sangat berguna membantu, ketika kita terjebak pada situasi, di mana dua kaki terpentang di atas dua pijakan berlawanan arah yang semakin menjauhi. Hal ini membuat kita bingung menentukan, pijakan mana harus kita lepaskan, pijakan mana yang harus kita pertahankan, apa pun yang kita putuskan menentukan, agar kita tidak terjatuh karena kita kehilangan pijakan.

Mengubah atau Diubah
Penulis sependapat dengan tutur Mark Achbar, sutradara asal Kanada, beliau berpendapat di mata hukum, seorang manusia sebenarnya memiliki kedudukan yang sama dengan sebuah perusahaan. Dia memiliki hak-hak, bisa memiliki properti, dan memiliki kekuasaan, mengubah dan diubah, hal yang banyak menjebak, adalah seseorang sangat takut dengan perubahan.

Maka ketika didapat situasi di mana dia harus masuk ke dalam nuansa
yang berubah, kondisi kejiwaan menjadi labil, dan membuatnya frustrasi. Perubahan itu mutlak dilakukan, jika situasi sekarang yang terjadi tidak lagi sama dengan situasi yang diharapkan.

Untuk menjembatani antara dua situasi sebelum ada dan setelah terjadi
perubahan tersebut, maka kita senantiasa ada dalam proses perubahan, di mana kerelaan untuk dirubah dan mengalami perubahan harus dipahami, dan diantisipasi kemungkinan-kemungkinan, reaksi-reaksi yang akan terjadi. Dengan mencari keseimbangan untuk kebersamaan, tertolong untuk membuat antara tujuan dari perubahan (yang seperti apa) dan cara mengisinya (yang bagaimana) terjadi dalam keharmonisan.

Dari sudut humanisme inspirasi perubahan, James Salam memberikan
arahan pada buku Basis Manajemennya "Berinspirasi Menuju kesuksesan". Dia menegaskan elemen-elemen dasar seseorang untuk mampu membangun dirinya dalam iklim perubahan yang sangat cepat berubah ini, adalah tiga bagian, yaitu individual, sosial dan budaya.

Individual yang (telah) berkembang, bertumbuh, mendapat kepercayaan
diri, menghargai diri, mengrealisasikan semua elemen-elemen ini pada diri manusia. Sebagian dari perkembangan, itu sebagai otonom dalam arti membuat undang-undang perubahan oleh dan untuk diri sendiri. Kata lain membuat moral sendiri. Otonomi bisa diartikan dalam kebebebasan negatif dan positif, jadi kebebasan untuk memikir sendiri tanpa tekanan atau paksaan. Kebebasan positif berkembang dari visi kehidupan yang baik.

Jadi kapan kita berbuat sesuatu disertai dengan emosi yang kuat.
Untuk mengerjakan atau membuat sesuatu, ini memberikan kita makna atau hidup dalam memberikan tujuan yang mempunyai visi dalam pertanyaan dan arti dalam hidup.

Perkembangan visi hidup kita menghargai kekuatan jiwa manusia, pada
kekuatan arti "pengalaman dari dalam memberikan penghargaan". Ini mengenai emosional yang kuat terhadap kehidupan itu sendiri. Sumber dari inspirasi itu dari sosial lingkungan. Ini mengenai persahabatan, cinta perhatian, perasaan terlibat pada orang lain dan orang lain
juga begitu pada kita. Proses perubahan, harus melibatkan semua unsur.

Orang lain juga bisa sebagai sumber dari inspirasi karena mereka
membuat sesuatu dengan kita. Emosional dan sosial digerakkan, bukan hanya ingat kebahagiaan sendiri, tetapi juga kesejahteraan pada orang lain dan merasa bertanggung jawab. Artinya berusaha keras ke humanisme di mana semua orang merasa diterima untuk mengubah dan diubah.

Kita hidup di negara yang kaya dengan budaya, beragam gaya hidup.
Karenanya, kita dapat kesempatan untuk mengenal budaya lain Jadi lewat budaya kita bisa mendapat kontak dengan ide-ide fantasi. Budaya bukan hanya dapat dari warisan, tetapi ini juga terus menerus diciptakan, diinterpretasikan disesuaikan dan dikembangkan. Budaya sangat berkaitan dengan kreativitas, keindahan, fantasi, inspirasi, pengalaman hidup dan seni.

Maka penting sebagai orangtua mulai mengenalkan pada anak-anak kita
untuk belajar membuat program tujuan hidup, dan bagi pembaca yang sampai saat ini masih tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas, mulailah sekarang juga buat daftar isi buku kehidupan anda, buatlah bab demi bab yang jelas, sambutlah tahun baru dengan sikap optimistis.

Orang yang sukses, bukan berarti orang yang tidak pernah mengalami
kegagalan, tetapi sebagai orang yang mampu bertahan ketika kegagalan dialami, jangan takut menghadapi risiko, anggaplah risiko sebagai kesempatan untuk kita belajar menjadi berani! Kita akan mampu menjalankan peran dalam kehidupan ini, jika kita mampu menyadari bahwa kemarin adalah sejarah pengalaman, hari esok fantasi untuk kita bervisualisasi, tetapi hari ini adalah kepunyaan kita, sebagai karunia yang harus disyukuri. Sebab, kita punya kesempatan untuk melanjutkan hidup ini, berkembang menuju hal yang lebih baik.

(Sumber: Saatnya Memperjelas Tujuan Hidup oleh Lianny Hendranata)

Salwa Rindu Sama Etta.........

Hari Jum'at tanggal 8 Februari jam 4 sore, Etta (begitulah Salwa memanggil ayahnya) berangkat ke Cirebon dan rencananya bakalan selama 3 malam. Salwa waktu itu masih bobo siang jadi tidak tau kalau dia ditinggal pergi.
Begitu bangun sore harinya, dia bertanya:

Salwa : Mana Etta Ma??
Mama : Ke Cirebon
Salwa : Cirebon mana?
Mama : Jawa Barat
Salwa : Lama ga ya Etta disana?
Mama : Ga lama, cuman 3 hari

Begitulah, dia melakukan rutinitasnya kembali seperti mandi sore, makan, minum susu dan nonton. Malam itu ketika mau tidur, dia minta dibacakan buku seri Mio Balita seperti biasa. Dia minta ditemani bobo di kamarnya sama Mama.
Besok paginya ketika bangun dan siap-siap untuk untuk sekolah, kembali dia mencari Etta-nya. Dan sudah mulai keliatan tanda-tanda ngambek....

Salwa : Etta belum pulang ya?
Mama : Belum, Sayang
Salwa : Kok lama sih?
Mama : Minggu sore baru selesai acaranya
Salwa : Terus aku diantar sekolah sama siapa??
Mama : Sama Mama saja, naik angkutan ya
Salwa : Kok sama Mama....!!!????!! Aku mau sama ETTAAA...!!! Biasanya kan diantar Etta...
Mama : Ga bisa, Etta lagi pergi. Nanti pulangnya kita ke library Trus kita belanja yuk ke toko. Salwa mau??
Salwa : Ehmm....Iya. Mau...

Akhirnya dia terbujuk juga mendengar kata "library" dan "belanja". Setiap Sabtu memang Salwa ke perpustakaan kota di Jl. Ijen. Dia senang berada di antara buku-buku dan udah mulai memilih sendiri jenis buku yang mau dia pinjam. Sejak playgroup, dia sudah menjadi member di perpustakaan. Mudah-mudahan dengan jalan ini dia bisa mencintai buku sejak dini, begitu harapan Mama dan Etta-nya...

Salwa memang sejenak lupa tentang kepergian Etta-nya selama di perpustakaan dan selama waktu berbelanja beberapa keperluan rumah tangga di toko. Dia bahkan minta dibelikan 3 pasang kaos kaki sewaktu turun dari pertokoan.

Mama : Salwa minta apa?
Salwa : Kaos kaki saja. Punyaku kan sudah jelek-jelek kan, Ma?
Mama : Iya. Boleh, ambil saja. Tapi yang warnanya agak gelap ya...
Salwa : (cemberut.......)
Mama : Lho,kok belum milih sih? Ayo cepetan, ini udah mo hujan lho!
Salwa : ........................ (masih mematung)
Mama : Salwa kenapa? Ini lho, ada yang coklat dan biru kan bagus (Mama ngasih 2 pasang kaos kaki)
Salwa : Ga mau !!!!
Mama : Salwa mau yang warna apa? Pink ya???
Salwa : Iya. Boleh Ma?
Mama : Ya sudah..........

Olala....rencananya beliin dia kaos kaki baru yang warnanya gelap supaya tidak susah saat mencuci...Soalnya kaos kakinya kebanyakan pink dan berwarna cerah, sudah gitu dipake jalan-jalan kemana-mana, tidak perduli apakah tempatnya bersih atau becek... Cape deeehhh! Akhirnya hari itu Salwa membawa pulang 3 pasang kaos kaki hasil sortirannya sendir : pink bergaris, hijau tua bergaris biru dan krem yang bertaburan gambar love berwarna-warni. Cantik sih........tapi ya itu...kalo tiba waktunya mencuci bisa bikin stres nguceknya!!! :-(

Sampai di rumah keadaan baik-baik saja. Salwa masih riang karena mencoba kaos kaki baru. Tapi malamnya sebelum tidur, rewelnya mulai lagi deh!

Salwa : Etta kenapa belum datang??
Mama : Kan ini masih hari Sabtu. Pulangnya besok.
Salwa : Kita ga jalan-jalan malam ini?
(Salwa suka jalan-jalan malam minggu, makan di luar sambil menonton live band)
Mama : Tidak. Lagian itu anginnya kencang..,Panggung di Araya bisa terbang lho...
Salwa : Tapi aku mau ketemu Etta..
Mama : Sabar ya, kalo Etta pulang kita jalan-jalan lagi
Salwa : Aku mau Etta sekarang!!!

Tiba-tiba hape berbunyi........Ternyata Etta dan Salwa langsung melonjak-lonjak senang

Mama : Ini ada telpon dari Etta
Salwa : Mau bicara.... (sambil merebut hp) Etta...aku sudah mau bobo lho..
Etta : Kok cepet bobonya?
Salwa : Iya, tadi tidak bobo siang, abis jalan-jalan sama Mama dan beli kaos kaki
Etta : Bagus ya kaos kakinya?
Salwa : Iya, ada gambar love-nya
Etta : Yo wis, Salwa bobo ya..
Salwa : Kapan Etta pulang?
Etta : Besok sore ya
Salwa : Sekaraaaaanggggg... (mulai ambil ancang-ancang nangis..)
Etta : Salwa yang sabar ya, besok Etta pulang
Salwa : Ga mauuuu....aku mau Etta sekarang huhu hu hu hu.....

Dan Salwa pun menangis, dibujuk-bujuk tetap menangis. Akhirnya Mama menyerah dan memilih keluar kamar untuk wudhu dan shalat Isya. Eh, begitu balik ke kamar, ternyata Salwa sudah tertidur. Dia ngantuk dan kecapean rupanya.
Besoknya siang-siang saat menemani Mama menyeterika, Salwa mengambil setumpuk album foto dari lemari. Ternyata Salwa melihat-lihat kumpulan foto Etta-nya. "Ini Etta..ini juga...Etta..Etta....Lho, Etta mana...Oh ini...Kok yang ini kecil.....Eh...patung Marlion.....Ini dimana ya........Etta sama siapa foto ini..." Itulah gumaman yang keluar dari bibir mungilnya. Mama mendengarnya sambil tersenyum sembunyi-sembunyi. Soalnya kalo Salwa tahu dia diketawain, dia bisa ngamuk!! Kegiatan melihat foto itu bertahan sampai malam hari. Malah dia membawa satu album foto yang paling tebal sebagai bekalnya kemana-mana hari itu.

Sore hari sehabis mandi, dia berdiri di depan white board di ruang TV, sambil membawa spidol merah dan hitam. Hobi Salwa adalah menggambar. Tapi sore itu dia tidak menggambar, hanya berdiri di depan white board. Tiba-tiba........

Salwa : Aku mau bikin surprise untuk Etta
Mama : Iya, Salwa menggambar saja untuk Etta
Salwa : Bukan gambar, aku mau nulis
Mama : Nulis apa?
Salwa : Selamat Datang...
Mama : Oh...iya, boleh...
Salwa : Itu ide yang bagus kan??
Mama : (rasanya mo meledak ketawa dengar itu....) Iya........tapi nulisnya agak besar ya.
Salwa : Ayo...Mama bantu sebutkan huruf-hurufnya untuk aku yuk....
(Mama membantu mendikte huruf SELAMAT DATANG ETTA untuk dituliskan di papan)
Salwa : Aku mau tulis dari Salwa ya...kukasih garis dulu disini biar ga dempet tulisannya
(Salwa pun membuat garis dibawah tulisan SELAMAT DATANG ETTA yang telah dibuatnya
Lalu dia menuliskan dari Salwa....)
Salwa : Bagus ga, Ma?
Mama : Iya, bagus
Salwa : Aku mau gambar love ya untuk Etta
Mama : Iya,boleh
(Salwa mulai mebuat garis lengkung untuk membuat bentuk hati)
Salwa : Sudah selesai..........!
Mama : Salwa mau lebih bagus?
Salwa : Ya, mau! Caranya?
Mama : Tulis huruf I di sini dan U disana
(Salwa mengikuti saran itu.)
Salwa : Sudah tambah bagus ya?
Mama : Iya
Salwa : Itu bacanya gimana?
Mama : Itu bacanya I LOVE YOU
(Salwa manggut-manggut tapi dia bicara pada diri sendiri "Kok pendek sekali ya I LOVE YOU nya...???")

Lalu ketika tiba giliran Mama mandi sore, Salwa mengetuk pintu kamar mandi

Salwa : Mama, aku mau tanya sesuatu
Mama : Tanya apa? Mama lagi mandi nih...
Salwa : Cuman mau tanya Etta sudah pulang apa belum? Ini kan sudah sore
Mama : Iya Etta sudah dalam perjalanan dari Cirebon. Sekarang lagi di bis
Salwa : Kok jauh amat Etta pipis??
Mama : Haaaaaaaahhhhh?? (Membuka pintu kamar mandi) Salwa bilang apa?
Salwa : Aku bilang kok Etta pipis jauh sekali
Mama : (ketawa) BUkan pipis. Etta sekarang sudah di bis....gitu
Salwa : Oh...kirain pipis...Yo wis Mama mandi lagi saja

Malam itu Salwa tidak terlalu rewel lagi karena sehabis maghrib dia menerima telpon dari Etta yang menjelaskan kalo sekarang dia sudah di perjalanan menuju Jawa Timur. Dia tertidur di kamar Mama sambil memeluk album foto tebal berisi foto Etta-nya. Mungkin dia bermimpi ketemu Etta ya? Yang jelas ketika pagi datang, dia cuman bilang "Salwa rindu sama Etta.."

Ochhkkkk..mungkin anak itu takut ditinggal lagi seperti ketika ditinggalkan selama 4 bulan kuliah di Malaysia......Kasian..anakku!!!

(Ketika tengah menuliskan ini Etta menelpon sudah sampai di rumah dan berjanji akan jemput Salwa di sekolah...Surprise.......Salwa pasti akan senang...)


Sunday, February 10, 2008

Pelaksanaan Sertifikasi Instruktur KKPI di TUK STMIK IKMI Cirebon

STMIK IKMI Cirebon sebagai salah satu TUK KKPI pada tanggal 9-10 februari 2008 melaksanakan sertifikasi Instruktur KKPI. Sebelumnya peserta telah menerima materi dan pelatihan KKPI. Yang menarik dari pelaksanaan ini adalah pesertanya bukan hanya dari SMK, tetapi juga diikuti guru SMA dan beberapa dosen STMIK IKMI. Latar belakang mereka juga sangat bervariasi dari guru matematika, ekonomi, bangunan dll beralih menjadi guru/dosen KKPI. Nama2nya sebagai berikut....

Drs.H.Taufik Sugiarto SMAN 1 Kota Cirebon
Drs.Ali Satar SMKN2 Majalengka
Drs.Purwanto SMKN2 Majalengka
H.Eka Jayawangsa,BBA STMIK IKMI CIREBON
Drs.H.Sadri STMIK IKMI CIREBON
Dra.Nining R STMIK IKMI CIREBON
Ade Irma PS,S.Kom STMIK IKMI CIREBON
Yuyun Wahyuni STMIK IKMI CIREBON
Hedy Syabani Yusuf SMKN 1 LA
Budi Suprihatno,S.ST SMAN 1 CIREBON
Rostanti Dewi,A.Md SMAN 1 CIREBON
Suryani,SE SMAN 1 CIREBON
Yandriana FM.SE SMAN 1 CIREBON
Abdul Rachman,ST SMAN 1 CIREBON
Suryati Zamzam,S.Sos SMK Farmasi


Selamat mengikuti ujian, semoga semuanya lulus... good luck for you..

Pelaksanaan sertifikasi ini di dampingi oleh : Rafie (VEDC), Nana, Andi, Fajar (Asesor TUK) dan didukung penuh oleh pak Dadang dan pak Eka (Ketua dan Wakil STMIK IKMI)